d Meyakini Nabi dan Rasul Allah SWT beserta sifat-sifat dan mu’jizatnya dan meneladani akhlak Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari. e. Meyakini adanya hari akhir dan alam ghoib dalam kehidupan sehari-hari, berakhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela terhadap lingkungan social / sesame manusia dalam masyarakat. f.
Dengankata lain; orang harus dibenahi dasar-dasar pemahaman Tauhidnya (terutama iman terhadap Allah dan Rasul) sebelum melangkah ke pemikiran Islam yang lain. Memang, titik persimpangan peradaban umat manusia zaman sekarang adalah sikap setelah menemukan Tuhan, kemudian bagaimana menjalani hidup.
AkhlakTerpuji Kepada Allah Dan Rasulullah Contoh Akhlak Terpuji Kepada Allah 1. Melaksanakan Ibadah Wajib 2. Dzikir 3. Berdo’a kepada Allah 4. Tawakal 5. Tawaduk Akhlak Terpuji Kepada Rasulullah 1. Menjalankan Sunnah Nabi SAW 2. Taat kepada kepada Rasulullah SAW 3. Membaca Shalawat Untuk Nabi SAW 4. Mencintai Keluarga dan
MAKALAHPERAN DAN FUNGSI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN MANUSIA dan AKHLAK KEPADA ALLAH, KEPADA SESAMA, dan TERHADAP ALAM SEMESTA . Dosen Pengampu : Diyah Pertywi Setyawati, S.Pd., MM. Disusun Oleh : 1. Juhrah 2. Nur Hanifah Ramadhani 21.01.01.0071 . PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM . STAI NIDA EL
Birrulwalidain artinya berbakti kepada orang tua. Birrul walidain adalah hal yang diperintahkan dalam agama. Oleh karena itu, bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekadar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, melainkan dalam rangka menaati perintah Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya
rXB5ul. - Daftar dalil tentang akhlak dalam Islam beserta lafal dan artinya di antaranya surah Al Bayyinah ayat 5, surah Al-Baqarah ayat 153, surah Al-Baqarah ayat 152, surah Al-A’raf ayat 199, hingga surah Al-Hujurat ayat 12-13. Berbagai aspek dalam ajaran Islam menekankan pada pembinaan akhlak umatnya. Hal ini sejalan dengan salah satu tugas diutusnya Nabi Muhammad SAW, yakni memperbaiki akhlak dan cara berperilaku mulia. Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Abu Hurairah bersabda sebagai berikut “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,” Baihaqi. Secara etimologi, kata akhlak dalam bahasa Arab berasal dari bentuk jamak khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sementara itu, akhlak menurut asal kata kerjanya berasal dari khalaqa yang berarti menciptakan. Dari kedua asal kata tersebut, akhlak dapat dimaknai tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan, baik sesama manusia maupun dengan Sang Pencipta. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i Imam Ghazali, seorang filsuf dan teologi muslim asal Persia dalam kitab Ihya Ulumuddin 1100an Masehi, menjelaskan bahwa akhlak adalah suatu perangai yang menetap kuat dalam jiwa seseorang, dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan maupun direncanakan sebelumnya. Akhlak dalam Islam secara umum dibagi 2 jenis akhlak wad’iyyah dan akhlak Islam. Pertama, akhlak wad’iyyah adalah norma yang diciptakan manusia untuk mengatur tindakan serta perilaku di masyarakat. Kedua, akhlak Islam merupakan akhlak yang dianjurkan untuk umat muslim, dan merujukkan pada aturan-aturan dalam Al-Qur’an dan hadis. Kemudian, akhlak Islam dibagi 2 jenis akhlak mahmudah terpuji dan akhlak mazmumah tercela. Akhlak mahmudah adalah akhlak yang dianjurkan pengerjaannya dalam Islam. Di samping itu, akhlak ini merupakan gambaran keimanan seorang muslim sebagaimana dikatakan dalam hadis riwayat Tirmidzi berikut “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya,” Tirmidzi. Sementara itu, akhlak mazmumah adalah akhlak yang sebaiknya dihindari dan dijauhi kaum juga Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri dalam Islam, Apa Saja? Ayat-Ayat Al-Qur'an Tentang Akhlak Serta Penjelasannya Daftar Dalil Tentang Akhlak dalam Islam Beserta Lafal dan Artinya Terdapat banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang mengatur perihal akhlak bagi umat Islam. Berikut ini daftar dalil tentang akhlak dalam Islam beserta lafal dan artinya Surah Al Bayyinah Ayat 5وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ ٥ Wa maa umiruu il-la liy'abu dul laaha mukhlisiina lahud-diina huna faa-a wa yuqiimus salaahta wa yu-tuz zakaata; wa zaalika diinul qaiyimahArtinya “Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif [istikamah], melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus [benar],” QS. Al-Bayyinah [98]5. Surah Al-Baqarah ayat 153فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ ١٥٢ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٣ Yaaa ayyuhal laaziina aamanus ta'iinuu bissabri was Salaah; innal laaha ma'as-saabiriinArtinya “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” QS. Al-Baqarah [2]152-153. Surah Al-A’raf Ayat 199خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ ١٩٩ khuzil 'afwa waamur bil'urfi waa'rid 'anil jaahiliinArtinya “Jadilah pemaaf, perintahlah [orang-orang] pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh,” QS. Al-A’raf [7]199. Surah An-Nahl Ayat 90۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ٩٠ Innal laaha yaamaru bil 'adli wal ihsaani wa iitaaa'i zil qurbaa wa yanhaa 'anil fahshaaa'i wal munkari walbagh-i' ya'izukum la'allakum tazakkkaruunArtinya “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia [juga] melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat,” QS. An-Nahl [16]90. Surah Al-Hujurat Ayat 12-13يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣ Yaaa ayyuhal laziina aamanuj tanibuu kasiiram minaz zanni inna ba'daz zanniismunw wa laa tajassasuu wa la yaghtab ba'dukum ba'daa; a yuhibbu ahadukum any yaakula lahma akhiihi maitan fakarih tumuuh; wattaqul laa; innal laaha tawwaabur Rahiim; Yaaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min zakarinw wa unsaa wa ja'alnaakum shu'uubanw wa qabaaa'ila lita'aarafuu inna akramakum 'indal laahi atqookum innal laaha 'Aliimun khabiirArtinya “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti,”QS. Al-Hujurat [49]12-13.Baca juga Daftar Dalil Tentang Perintah Ikhlas Beramal Lafal dan Artinya Daftar Dalil Jual Beli dalam Islam Beserta Lafal dan Artinya Pengertian Dalil Naqli & Contohnya dalam Al Quran dan Hadis - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Dhita Koesno
[1] Amalan-Amalan Paling UtamaDari Abu Amr asy-Syaibani, dia berkata Pemilik rumah ini -beliau mengisyaratkan dengan tangan menunjuk rumah Abdullah Ibnu Mas’ud– menuturkan kepadaku. Beliau berkata Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Amalan apakah yang paling dicintai Allah azza wa jalla?”. Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Kemudian berjihad di jalan Allah.” Beliau -Ibnu Mas’ud- berkata, “Beliau telah menuturkan kepadaku itu semua. Seandainya aku meminta tambahan lagi niscaya beliau juga akan menambahkannya kepadaku.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 33[2] Berbakti Kepada Ibu dan BapakDari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya. Kakeknya berkata, “Wahai Rasulullah! Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ayahmu. Kemudian kerabat yang terdekat dan seterusnya.” HR. Tirmidzi, dinilai hasan al-Albani dalam al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 34[3] Amalan Penebus DosaDari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, ada seorang lelaki datang menemui dirinya dan menceritakan, “Suatu ketika aku melamar seorang perempuan, akan tetapi dia tidak mau menikah denganku. Lalu ada orang selainku yang melamarnya dan dia pun mau menikah dengannya. Aku pun merasa cemburu kepadanya, hingga aku pun aku masih bisa bertaubat?”. Beliau -Ibnu Abbas- bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”. Maka beliau mengatakan, “Kalau begitu bertaubatlah kepada Allah azza wa jalla dan dekatkanlah dirimu kepada-Nya sekuat kemampuanmu.” Atha’ bin Yasar berkata Aku pun berangkat kepada Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya, “Mengapa engkau bertanya tentang apakah ibunya masih hidup?”. Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku tidak mengetahui ada suatu amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla daripada berbakti kepada seorang ibu.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 34[4] Dosa Besar Yang Paling BesarDari Abu Bakrah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian, dosa besar yang paling besar?” Beliau mengulanginya sampai 3 kali. Mereka -para Sahabat- menjawab, “Tentu saja wahai Rasulullah!”. Maka beliau bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau pun duduk setelah sebelumnya bersandar. Lalu beliau meneruskan, “Ketahuilah, demikian pula berbicara dusta.” Beliau terus mengulanginya sampai-sampai aku berkata, “Mudah-mudahan beliau diam.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Ghayat al-Maram, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 37[5] Lebih Utama Daripada BerperangDari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan Ada seorang lelaki yang datang menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin ikut berjihad. Maka beliau bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”. Dia menjawab, “Iya.” Maka beliau bersabda, “Kalau begitu berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 39[6] Keutamaan Doa Anak Untuk Orang Tua Yang Sudah MeninggalDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Mayit akan diangkat derajatnya setelah kematiannya. Maka dia pun bertanya, “Wahai Rabbku! Apakah ini?”. Maka dijawab, “Anakmu telah memintakan ampunan untukmu.” HR. Bukhari dalamal-Adab al-Mufrad, dinilai al-Albani sanadnya hasan, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 45[7] Amalan Yang Tidak Terputus Setelah MeninggalDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Apabila seorang hamba meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak salih yang mendoakan kebaikan bagi orang tuanya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 45[8] Jalan Menuju SurgaDari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan bahwa suatu saat di tengah-tengah perjalanan ada seorang arab badui muncul dan bertanya kepada Nabishallallahu alaihi wa sallam, “Kabarkan kepadaku apakah yang dapat mendekatkan diriku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka?”. Beliau pun menjawab, “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, lalu kamu mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam at-Targhib, lihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 48[9] Memuliakan TetanggaDari Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku punya dua orang tetangga. Kepada siapakah aku harus memberikan hadiah?”. Beliau menjawab, “Kepada orang yang lebih dekat pintunya denganmu di antara mereka berdua.” HR. Bukhari, dinilai sahih al-Albani. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 66[10] Berbagi Makanan Untuk TetanggaDari Ibnu az-Zubair, beliau berkata Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Bukanlah seorang mukmin sejati, orang yang senantiasa merasa kenyang sementara tetangganya kelaparan.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 67[11] Berbuat Baik Kepada TemanDari Abdullah bin Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik teman di sisi Allah ta’ala adalah yang paling berbuat baik kepada temannya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling berbuat baik kepada tetangganya.” HR. Tirmidzi, dinilai sahih al-Albani dalamash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 68[12] Tidak Mengganggu TetanggaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak bisa merasa aman dari gangguannya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 70[13] Menyantuni Janda dan Fakir MiskinDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berusaha untuk menyantuni janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad di jalan Allah, dan seperti orang yang rajin berpuasa di siang hari dan menegakkan sholat di malam hari.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 74[14] Budak Pun Harus DimuliakanDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Seorang budak memiliki hak untuk diberikan makanan dan pakaian, dan tidak boleh dibebani pekerjaan yang dia tidak mampu untuk mengerjakannya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 91[15] Sedekah Yang Paling UtamaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallammemerintahkan untuk bersedekah. Lalu ada seorang lelaki berkata, “Saya punya uang 1 dinar?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah dirimu sendiri.” Lalu dia berkata, “Saya masih punya 1 dinar lagi?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah istrimu.” Lalu dia berkata, “Saya masih punya 1 dinar lagi?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah pembantumu, kemudian perhatikanlah yang lain.” HR. Nasa’i, dinilai hasan al-Albani dalam Shahih Abu Dawuddan al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 92[16] Membalas Kebaikan Dengan KebaikanDari Jabir bin Abdullah al-Anshari radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan dari orang lain maka balaslah kebaikannya. Apabila dia tidak memiliki sesuatu yang bisa untuk membalas kebaikannya, maka pujilah dia. Karena apabila dia telah memujinya itu merupakan bentuk syukur/ucapan terima kasih kepadanya. Dan apabila dia justru menyembunyikan hal itu, maka dia telah mengingkarinya. Barangsiapa yang berhias diri dengan sesuatu yang tidak dia miliki maka seolah-olah dia mengenakan dua lembar pakaian kedustaan.” HR. Tirmidzi, dinilai sahih al-Albani dalam Takhrij at-Targhibdan ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 98[17] Termasuk Bentuk Syukur Kepada AllahDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak pandai berterima kasih kepada sesama manusia.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 99[18] Menjadi Cermin Bagi SaudaranyaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata, “Seorang mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya. Apabila dia melihat padanya suatu aib/cacat, maka dia pun berusaha untuk memperbaikinya.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sanadnya hasan oleh al-Albani. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 106[19] Keutamaan Akhlak MuliaDari Abud Darda’ radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan melebihi akhlak yang mulia.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 117-118[20] Hakikat KekayaanDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bukanlah kekayaan itu diukur dengan banyaknya perbendaharaan harta. Akan tetapi hakikat kekayaan adalah jiwa yang merasa cukup.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Takhrij al-Misykat. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 119-120[21] Sebab Yang Menjerumuskan Ke Dalam NerakaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tahukah kalian apa yang paling banyak menjerumuskan orang ke dalam neraka?”. Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau mengatakan, “Yaitu dua buah lubang kemaluan dan mulut. Dan apakah yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga? Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang mulia.” HR. Ibnu Majah, dinilai hasan al-Albani dalam Takhrij at-Targhib. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 123[22] Menghormati Yang Lebih Tua, Menyayangi Yang Lebih MudaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi orang yang lebih muda di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih tua maka dia bukan termasuk golongan kami.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam Shahih at-Targhib. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 142[23] Bergaul dan Bersabar Menghadapi Gangguan OrangDari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabarmenghadapi gangguan mereka lebih baik daripada seorang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar menghadapi gangguan mereka.” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 153-154[24] Menjaga Persatuan dan PersaudaraanDari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki, janganlah saling membelakangi. Jadilah kalian wahai hamba-hamba Allah, sebagai orang-orang yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Ghayat al-Maram. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 157Wallahu a’lam.—
akhlak terhadap allah dan rasul